Taqwa itu senantiasa menjalankan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang kemudian Allah larang. Maka dalam kaitan berhijrah, ketika kita udah ada kepikiran, 'Ini ada sesuatu yang salah nih, ini bener harusnya saya begini, harusnya saya gak boleh begini, harusnya saya begini', ini fungsi dari akal yang kemudian menerima sinyal-sinyal, 'Saya harus bertobat', karna fitrah manusia itu mengenal nilai-nilai kebaikan.
Pacaran, merugikan atau menguntungkan?
--> Merugikan...
Kata siapa merugikan?
--> Menguntungkan, bagi pihak pria dalam sisi nafsu.
Coba bayangin, kalo teteh ditembak dengan puisi yang indah, pasti diterima.
"Sayang.. Aku tuh udah lama merhatiin kamu. Aku tuh tiap malem mimpiin kamu. Mau makan inget kamu. Mau tidur inget kamu. Sayang, maukah kamu menjadi pacarku?"
Duhh,, itu cewe kalo ditembak gitu, "Ohhh,, so sweet... Gimana ya,, aku bingung...". Akhirnya bilang, "Aku juga mau jadi pacar kamu".
Tapi kalo kalimatnya gini berubah gimana, yang sebenarnya nembak tuh gitu bahasanya, ini cuman disembunyikan sama laki-laki ini, bahasanya gimana;
"Wahai sayang, mau gak kamu aku ciumin? Mau gak kamu aku pegangin? Mau gak kamu aku jamah? Mau gak kamu aku setubuhin? Mau gak kamu aku hamilin lalu aku tinggalin?"
Kira-kira jawaban kita apa?
--> Enggak.. Gak mau.
Tapi kata-kata itu diganti dengan kata-kata yang indah, bahkan kemudian di publish, di film-film, di TV TV, di film Korea, di lagu-lagu, sampe akhirnya kita pengen banget termotivasi banget pengen pacaran.
Kayaknya kalo pacaran tuh kayak yang sesuatu yang ihhh ngangenin, ih pengen ih punya seseorang yang dirindukan, punya seseorang yang senantiasa nyuapin kita tiap pagi, misalkan.

